Sabtu, 15 Agustus 2009

Honda CBS (Combi Brake System)


Cara Kerja Combi Brake

Soal cara kerja pengereman di Honda CBS (combi brake system) ini seperti yang disebutkan Em-Plus pada beberapa waktu lalu. Soal teknologi atau cara kerja CBS lewat artikel Motor Baru Honda dengan judul 'Saatnya Lebih Bicara Safety'.

"Ketika menekan tuas rem belakang, pengereman combi brake baru akan bekerja. Tapi kalau hanya rem depan saja, tidak," ungkap Tetsukun Kin, dari HRS Thailand. Nah, pria ramah ini yang konsen terhadap pengembangan Vario Techno ini.

Kenapa kalau rem depan saja yang digunakan, maka CBS tidak bekerja? Itu karena ketika menekan rem depan saja, combi brake tidak akan berfungsi. Sebab di master rem depan, knocker joint yang juga tersambung dengan rem belakang tidak bekerja seperti ketika tuas rem belakang ditarik.

Namanya juga sistem! Yang ditawarkan combi brake ini, lebih memfokuskan pengereman di sektor buritan alias rem belakang. Ada nama part yang disebut equalizer. Part ini yang menghubungkan antara rem depan dan belakang melalui slink atau kabel besi layaknya kabel gas atau kabel rem sepeda. Letaknya, ada di hendel rem belakang.

Sedangkan di panel rem depan, hanya ada knocker dan knocker joint. Nah, ketika menekan rem depan, konektor itu tidak akan bergerak. "Tetapi ketika kita menarik rem belakang, maka konector joint itu juga akan menarik knocker di master rem depan," ujar Sarwono Edhi, Technical Service Division, PT AHM.

Makanya, langkah atau metode ini yang menyebabkan kedua rem bisa berfungsi. Tapi porsi kekuatannya, tidak akan melebihi jika kedua tuas rem ditarik secara bersamaan ketimbang hanya tuas rem belakang aja yang ditarik.

Tapi setidaknya, dengan pengereman CBS ini, pengendara juga lebih dibuat safety. Karena setidaknya, porsi rem bisa terbagi sekitar 70 persen rem belakang dan 30 persen rem depan. Jelas lebih bermanfaat ketimbang hanya menggunakan rem belakang aja.

Begitunya combi brake alias CBS ini juga bisa tidak berfungsi maksimal lho. Iya, jika tuas rem belakang ditekan dengan kekuatan rendah atau dibejek sekenanya. Kondisi ini hanya membuat rem belakang saja yang bekerja. Penyebabnya, ya itu tadi! Knocker joint alias konektor itu tidak akan menarik master rem dapan yang menyebabkan kampas menekan disc brake alias piringan rem.

M+ Online

Pasang Karbu CBR Pada Vario


Honda Vario yang sudah melakukan bore up, biasanya sulit cari karburator yang cocok. Maklum karbu standar ukurannya kecil, cuma 22 mm. "Tekor kalau dipaksakan," ujar Johny Holle mekanik sekaligus pemilik bengkel Johny Holle Motor di Jl. Karya 2, Daan Mogot, Jakarta Barat.

Paling simpel ganti dengan karbu Keihin PE yang aslinya milik Honda NSR SP. Namun kendalanya pakai model ini suplai bahan bakar jadi boros dan suara lebih beringas. "Banyak konsumen yang ngeluh," jelas mekanik berambut lurus ini apa adanya.

Sekarang Johny sudah dapat ramuan yang tepat buat alternatif karbu Vario yang sudah bore up. "Saya pasang karburator milik Honda CBR150. Modelnya vakum dan sama merek Keihin," ungkapnya sambil menjelaskan harga pasaran karbu ini barunya mencapai Rp 1,5 jutaan.

Kelebihan pasang karbu CBR150 yang tipe VK banyak bekasnya. Sehingga lebih murah. Selain itu ukuran lebih besar yaitu 28 mm, suara motor juga lebih lembut, suplay bensin nggak boros, dan aplikasinya nggak banyak ubahan. Malah bisa langsung dipasang ke intake bawaan motor. "Paling sip cuke asli Vario yang model elektrik masih bisa dioperasikan normal," jelas Johny.

Johny kasih bocoran untuk proses pemasangan. Syarat pakai karbu CBR150 ini mesin sudah dibore up dengan piston diameter 53 mm sampai 58 mm.

Lantas sebelum karbu CBR150 dipasang, lepas dulu rumah cuk bawaan karbu yang modelnya masih pakai sistem analog atau tarik. Kalau sudah dilepas, tinggal pasang rumah cuk bawaan Vario yang tipenya sudah elektrik. Tenang, dudukan rumah cuke sama, jadi enggak perlu ada ubahan lagi.

Sekarang tinggal proses pasang karbu ke intake Vario. "Klem standar baik nya diganti dulu sama yang lebih lebar, karena diameternya sudah tidak mencukupi lagi," wanti Johny.

Untuk filter karbu hanya rumahnya saja yang masih bisa diaplikasi. Sedangkan dalemannya seperti kertas penyaring harus dilepas. "Kalau filter nggak kosong, tarikan malah jadi nahan," urai Johny.

Seting spuyer juga mudah, pilot dan main-jet bawaan karbu CBR150 ukuran 38/115 masih bisa dipakai. Cuma untuk bore up 55 mm tetap perlu ubahan sedikit lagi. Yaitu main-jet 38 sedang pilot-jet 110.

Harga baru karbu CBR150 memang lumayan. Tapi kalau mau sedikit berhemat bisa mengandalkan karbu CBR150 bekas. “Berkisar Rp 750-900 ribuan,” jelas mekanik yang pasang banderol Rp 150 ribu untuk proses pemasangan karbu ini sampai tuntas.

M+ Online

Jumat, 14 Agustus 2009

Tips Yamaha Jupiter Z

Tips Korek Mesin Balap Jupiter Z

Tips ini sangat cocok bagi para pelajar yang jadi penggemar sama balap, soalnya nggak perlu ngeluarin duit yang terlalu banyak , jadi bisa irit kan. Tapi mesin sudah cukup maksimal

Pertama-tama kita cari dan beli piston kepunyaan Honda tiger yang oversize Nol yang diameternya 63,5 cukup gede kan. Ditambah untuk penghitungannya diameter intake ( lubang isap) di gede’in pakai pisau tuner sampek jadi 22 mm, karena akan main di RPM 10.000 maka dapatlah hitungan klep intake yang gede’nya 25 mm.

Setelah selesai mempersiapkan alat2 yang d perlukan , bawa blokya dlu ke tukang bubut untuk di overbore biar bisa di pasang untuk piston Honda tiger yang telah di siapkan tadi.

Selanjutnya masuk dalam pengerjaan bagian yang lainnya yaitu camshaft atau biasa di sebut noken as. Mau pakai camsaft racing atau garapan sendiri, tpi lebih baik bikin sendiri kita bisa menyesuaikan dengan mesinnya.

Contohnya untuk spek motor diatas buat aja sendiri noken as nya, cukup gerinda hingga 3,5 mm sampai bentuknya kurus.

Untuk bagian yang lainya tinggal menyesuaikannya saja contohnya knalpot kita tinggal menyesuaikannya sama spek motor kita sekarang. Jika mau pakai knalpot dengan performa tinggi silahkan pakai knolpot Ahau motor yang udah terkenal dengan performa tingginya.

Mio Drag

Bandul Kruk As Mio Drag

Dibalik rahasia setiap mio kencang, pasti terpasang bandul kruk as Mio Drag dengan panjang stroke lebih dari standar. Jadi apabila anda merasa mentok dengan riset motor Balap mio anda, terutama untuk balap kebut lurus atau balap liar. Maka segeralah cari bandul kruk as mio Drag ini. Tersedia dalam 2 pilihan panjang stroke, yaitu + 25 mm, dan + 35 mm dari ukuran standar. memang bandul kruk as mio ini masih terbilang mahal. tapi ini merupakan komponen yang sangat vital untuk power mesin motor mio anda. di negeri asalnya dalam keadaan full racing komponen, pemakaian bandul kruk as mio racing ini dapat melahap jarak 400 m kurang dari 12 detik. Masih penasaran ? silahkan mencoba di motor mio anda.

Kamis, 13 Agustus 2009

Si Garong


Yamaha RX-King 1994 (Jakarta)
Si Garong Berapi Besar
Jurus utama Yamaha RX-King korekan ini ada terletak pada sektor pengapian. Punya ramuan khusus. Menggunakan sistem booster,” buka Moko, owner dan tuner bengkel Mox’s dari Jl. H. Mencong, depan POM Bensin Peruri, Ciledug, Tangerang.
Pantas jika pacuan andalan Mox’s ini dapat julukan Si Garong. Tapi, kelakuannya tidak seperti Kucing Garong yang matanya bakal jelalatan kalau lihat yang bening. Mata Si Garong bakal terbelak begitu diajak taruhan puluhan juta. Lho?
Si Garong kalau sudah turun di lintasan bali (balap liar), siap menggarong kangtaw duit lawan. “Terakhir, main sampai ceban (Rp 10 juta-red),” kata Moko. Oh ya nilai segitu utamanya lho, sampingannya bisa beberapa kali lipat dari itu.
Konon katanya lagi, Si Garong pecicilan lantaran booster pengapian buatan pria asli Oslo, Jawa Tengah ini. “Booster ini akan meningkatkan percikan api sekitar 50%,” lanjut pemilik nama komplet Suharmoko itu.
Dalam sistem pengapian AC yang diterapkan, booster dipasang diantara sepul dan CDI. Berfungsi memberi umpan voltase lebih besar. Meski putaran mesin naik-turun, booster juga mampu bikin stabil arus yang diisuplai ke CDI. Sehingga voltase yang diberikan CDI terhadap koil lebih besar dan stabil.
Untuk pengapian sistem analog memang bisa begitu. Kalau voltase dan arus yang dikirim besar menuju CDI, out-putnya memang besar. Berbeda sama CDI yang sudah digital, meski arus dan voltase yang dikirim besar, tetap saja ada batas optimal.
Nah, CDI analog asli RX-King yang dipakai pria kurus ini, berkode 3KA 10. Sedang koil pakai cabutan dari Suzuki RM 80. “Kebetulan dapat setingan pas sama punya RM. Tapi, kayaknya punya YZ lebih favorit ya?” katanya sambil bertanya.
Karena sudah menggunakan penguat pengapian, Moko berani pakai spuyer spesifikasi besar. “Untuk pilot-jet pakai 55, sedang main-jet 340. Tapai kalau lagi kesulitan mendapat spek spuyer besar, sering juga pakai rojokan. Tentu dipadu karbu Yamaha RX-Z yang punya lubang venturi 26 mm.
Peningkatan kompresi ruang bakar juga dilakukan. Tentu lewat caranya memapas kepala silinder 1,5 mm. Tapi, nggak tahu berapa kompresinya sekarang. Yang pasti meningkat,kata pria tamatan STM di Solo ini.
Sudut squish dibuat 14ยบ dengan lebar 9 mm. “Biar pembuangan lebih sempurna dan tidak tersisa, lubang exhaust dibuat 24 mm dari bibir atas silinder, cuapnya lebih jauh.

ANDALKAN STANDAR
Moko ogah ganti komponen sama komponen racing aftermarket. Buktinya masih mempertahankan CDI, kruk as, rasio, magnet, sampai knalpot standar alias orisinal RX-King. “Selama masih bisa dicari kondisi maksimal dan optimalnya lebih suka pakai komponen ori,katanya beralasan. Knalpot dibelek untuk kemudian dihilangkan sekatnya. Setelah itu diseting ulang menyesuaikan modifikasi mesin. Jadi deh,” kekeh warga Bintaro yang sering dianggap enteng sama lawan yang sudah pakai knalpot kolong.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : IRC 50/100-17
Ban belakang : IRC 60/90-17
Karburator : Yamaha RX-Z
Lidah membran : V Force
Kopling : TZM
Piston : Trim oversize 175
Busi : NGK B8HVX
Sokbreker : Kawasaki Kaze
Mox’s : (021) 98924799

M+ Online



Rabu, 12 Agustus 2009

Honda Supra X 125 Cibinong


Honda Supra X 125 2006 (Cibinong)

Rey Ratukore dari tim BRT Indoparts KBC, podium satu IndoPrix bebek 4-tak 110 cc (IP1), Minggu lalu di Sentul. Honda Supra X 125 yang digebernya melejit didukung ilmu porting dan riset menggunakan flowbench. Itu lho alat untuk mengukur debit gas bakar di lubang isap dan buang.

Untuk bermain di Sentul butuh power maksimum. Secara ilmu porting, jika butuh power gede lubang isap dan buang tinggal dibikin sebesar-besarnya. “Namun risikonya power band berada di rpm atas,” buka Tomy bos bintang racing team.

Menurut Mr. Tomy, tidak masalah power gede di gasingan atas lantaran trek Sentul panjang. Dipilih menggunakan klep isap 28 mm diikuti diameter lubang inlet 27 mm. Angka ini lumayan gede, jika untuk pasar senggol lubang inlet hanya 25 mm supaya torsi gede.

Selain mematok lubang inlet 27 mm, juga menggeser posisi lubang asal. Lebih mendekati tutup klep 5 mm ini supaya lekukan lubang inlet lebih landai. Hasilnya, diukur menggunakan flowbench, debit gas bakar mencapai 73,5 cfm (cubic feet per minute). Dengan efisiensi volumetrik mencapai 80%. “Gas speed atau flow mencapai 100 m/det,” tutur Tomy yang belajar ilmu korek dari Australia itu.

Mengail cfm gede, memaksa lubang isap dan buang digedein. Untuk itu lubang buang harus dibuat gede juga. “Meski menggunakan klep exhaust 23 mm, lubang buangya dibikin 24 mm,” tutur Tomy yang berkacamata itu.

Lubang ex gede agar cepat memuntahkan gas bakar. Namun harus dicarikan knalpot yang punya diameter leher gede. “Cocok pakai pipa buang AHRS F3 Series terbaru. Sebab diameter lubang dalamnya 24 mm,” tutur Tomy yang aslinya insinyur elektronik itu.

Untuk menghasilkan cfm gede, selain didukung knalpot, juga harus mengatur ulang posisi lubang buang. Digeser mendekati tutup klep. Untuk itu lubang lama ditambal dulu menggunakan las argon dan dibuat lubang baru.Hasilnya lumayan bagus. Diukur menggunakan dynotest, Supra X 125 pacuan Rey mencapai 19,5 dk pada gasingan 13.000 rpm untuk trek Sentul. Jika bermaian di trek dadakan yang pendek-pendek hanya 18,5 dk pada 12.200 rpm.Tenaga 19,5 dk hanya dikail lewat kompresi rendah. Untuk komponen Honda cukup 13,5 : 1. Pakai Honda memang harus mengalah kompresi rendah lantaran demi ketahanan motor. Padahal motor pesaing macam Suzuki dan Yamaha bisa 14 : 1 atau lebih.

KAMPAS KOPLING 5 LAPIS

Tenaga besar juga perlu didongkrak lewat kampas kopling. Dibikin agar tidak selip. Untuk itu harus dibuat berlapis banyak. “Asalnya 4 lapis, sekarang jadi 5 lembar,” tutur Tomy Huang yang juga memproduksi kampas kopling merek BRT itu.

Pasang 5 lapis tidak bisa langsung plek, tapi harus dimodifikasi. Asalnya tebal kampas kopling 1,4 mm dan pelat 1,3 mm, total tebalnya 2,7 mm. Jika dikalikan 4 lapis jadinya 10,8 mm.

Nah, setelah dibikin 5 keping kudu ditipiskan. Kampas kopling dikikis jadi 1,1 mm dan pelat kopling 1,1 mm juga, totalnya 2,2 mm. Jika pakai 5 lembar jadi 11 mm. Masih bisa masuk di rumah kopling.
Berdasarkan uji gesekan, mampu mengurangi gejala selip sampai 10%. “Dan setelah uji dynotest, tenaga mesin naik 0,5 dk,” tutur Tomy Huang.

DICOACHING BIMA OCTA

Rey Ratukore asal Kupang Nusa Tenggara Timur. Punya karakter geber abis. Namun pada seri 1 IndoPrix lalu dikasih warning. Sebagai mentornya Bima Octavianus alias Mamat, pembalap Tunas Jaya BRT Federal Oil.

Oleh Bima diberi pengarahan, agar Rey bermain aman demi ketahanan mesin. Makanya pada race 2, Rey bermain slow dan hanya mengikuti lawan. Tapi, begitu last lap dan masuk tikungan terakhir, langsung geber abis. Terbukti tidak terkejar lawan.

Besoknya atau setelah balap, Supra X 125 yang berbaju Revo itu naik dynotest lagi. Tenaga masih 19,5 dk. Berarti endurancenya memang bagus.

DATA MODIFIKASI

Kepala silinder : Papas 0,5 mm
Diameter seher : 53,4 mm
Lift kem : 9 mm
Per klep : AHRS Jepang
Durasi in/ex : 270
CDI : BRT i-Max 20 Step
Karburator : PE 28
Nozel : PWK
Spuyer : 42/115

M+ Online

DUO NINJA 150



Duo 150 2002 (Depok) Kawasaki Ninja

Coba tebak, mana besutan drag Kawasaki Ninja 150 pacuan Saiman dengan Ahmad Syafei? Susah kan! Itu karena pacuan kebut lurus 201 dan 402 meter ini dibuat sama alias serupa. Kata sang empunya sih, biar satu hati! Suit, suit...!

Mantapnya lagi nih, Saiman dan Syafei juga turun di kelas yang sama. Yaitu, kelas 150 cc tune up dan FFA. So, persaingan antara mereka juga tetap menarik buat ditonton meski bernaung di tim yang sama.

Bicara soal mesi! Makin menarik lagi. “Kedua motor dikorek satu mekanik. yaitu Kerry Hoetama yang akrab disapa Bob,” jelas Rudi Sukirman, pemilik motor sekaligus bos Ahau Motor di Jl. Akses UI, No. 9F, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Pria yang punya nama besar di dunia kIlik mesin roda dua terutama era 2-tak ini, juga mengaplikasi modif satu hati. Nah lho, maksudnya? Iya, seting dan korekan kedua Ninja dibuat sama.

“Enggak ada beda. Itu karena karakter bawa keduanya juga sama,” ujar Kerry atawa Bob, tuner Champion Motor Sport (CMS) di Jl. Bendungan Jago, No. 2, Serdang, Jakarta Pusat.

Bicara soal korekan mesin. Buat mesin 2-tak alias two stroke, lubang exhaust bisa dikatakan sebagai kuncian utama. Tinggi lubang buang ini, dibuat menjadi 28 mm.

“Dengan tinggi 28 mm, lebar dibikin jadi 40 mm,” jelas Bob Kenapa angka itu yang dipakai. Karena menurut Bob, drag bike tidak seperti road race yang kerap main gas sehingga rpm turun-naik.

Dengan porting ini, diharapkan power yang tercipta menjadi konstan. Ya, sekonstan rpm mesin kala melakukan perpindahan gigi tanpa tutup grip gas. Lanjut! Menemani porting exhaust, transfer port pun diset jadi 41,5 mm.

Gede ya? Maklum, kan untuk Ninja 150 ini, Kerry mengaplikasi karbu gambot Keihin 34 PJ. Makin mantab, semburan racing fuel diteruskan main-jet 150 dan pilot-jet 50.

Kok pakai segitu ya? Berarti, seting mesin tak terlalu kering juga gak terlalu basah. “Memang. Banyak keuntungan didapat dari setingan ini. Terutama soal perawatan mesin,” ujar Kerry.

KARAKTER MESIN
Bicara soal karakter mesin, dua Ninja ini tergolong hemat part. Itu karena Kerry menerapkan seting mesin yang tidak terlalu basah atau kering. Begitunya, ketika gas dibejek rpm mesin dan power pun cepat mengisi.

“Kalau terlalu basah, pastinya busi cepat mati. Belum lagi bensin juga lebih boros,” kata Kerry. Nah, karena biasanya sebelum start, pebalap pasti sering geber motor agar rpm bisa stabil. Belum lagi kalau yang butuh selip kopling. Pastinya kampas juga bakal cepat aus dong.
DATA MODIFIKASI

Ban depan : Comet 50/70-17
Ban belakang : HUT 60/70-17
CDI : Denso (tipe 145)
Koil : Yamaha YZ (4SS)
Ahau Motor : (021) 87710836

M+ Online

Senin, 10 Agustus 2009

Top Sped Yamaha RX King

kita tau motor 2 tak adalah motor yang paling enteng tarikanya contohnya yamaha RX King. Nah klu pengen top sped RX King lebih sip ada beberapa cara yang harus di ubah pada motor Yamaha tersebut. contohnya “Cukup andalkan rumah katup buluh Yamaha RX-Z. Performa RX-King melenggang di putaran atas,” . Kalau gitu lebih siiip kan itu karena suplai gas bakar jauh lebih deras dan lama. Harga jual jual juga gak jauh beda sma kepunyaan RX King aslinya sekitar 350 rebu.

Membran RX-Z punya kelebihan lubangnya lebih besar (sorry belum bisa nunjukin gambarnya). Selain itu katup buluh berbahan fiber bukan dari pelat, sehingga kemampuan kerjanya lebih sempurna. Cuma kalau pengen pasang membran RX Z ada sedikit ubahan pada dinding blok sillindernya mengingat dimensi luar lebih besar.

Caranya, dinding lubang intake diperbesar pakai pisau tuner, Kemudian proses pasangnya lubang intake di silinder RX-King diperbesar pakai pisau tuner, “Lebar pangkasnya sekitar 2,5 mm ke masing-masing dinding samping kanan-kiri. Sementara bagian dinding atas-bawah tinggal menyesuaikan bentuk membran,”.kalau sudah beres semua baru pasang rumah katup buluh RX-Z di lubang intake RX-King. Dilanjut pemasangan rumah slang tabung YEIS sebelum keempat baut dikencangan pakai kunci ring 10.

Setelah semua beres jangan lupa kita lanjut di setingan karburatornya. Jadi sudah hal biasa kalau habis melakukan ubahan di seputar alat pengabut bahan bakar, spuyer karbu mesti diatur ulang. Tentu untuk mengimbangi pasokan bensin yang akan disalurkan lewat lubang yang makin besar juga. misal pilot-jet asli 22,5, naikin jadi 37,5. Main-jet 150 jadi 165. “Biar pasokan udara nggak sempit di rpm bawah, buka sekrupnya 2,5-3 putaran berlawanan arah jarum jam,”.

Selamat menikmati jika ada yang berminat...!